Senin, 19 April 2010

IZINKAN AKU MEMILIH(REVISI)

KARYA:Rulita wahyuni 9@

Malam yang sunyi, terdengar sayup angin malam yang dingin menembus kulit.Di seberang jalan raya terdapat rumah kecil namun tampak rapi yang hanya dihuni oleh dua orang makhluk Allah yaitu seorang ayah dan anak laki-lakinya.

Di dalam rumah itu terdapat beberapa ruangan di antaranya: ruang tamu,dua kamar tidur, ruang dapur dan masih banyak lagi yang lainnya.
Di dalam salah satu kamar terlihat seorang laki-laki yang masih remaja sedang mondar-mandir sambil menaruh jari tangannya di keningnya. Tampaknya ia sedang memikirkan sesuatu.Sebentar-sebentar duduk,lalu berdiri kemudian berbaring diatas alas tidur yang empuk sambil menatap langit-langit kamar.Itulah yang dilakukan oleh laki-laki yang ternyata mempunyai nama Fendy itu di setiap malamnya.Sampai-sampai waktu istirahatnya berkurang hanya digunakan untuk melamun.

Di dalam lamunannya Fendy berpikir bagaimana cara merayu ayahnya agar setuju terhadap pilihannya bahwa setelah lulus SMP nanti ia akan melanjutkan di Jakarta.Dengan harapan agar ia dapat sukses seperti yang didapatkan tetangga-tetangganya yang bekerja di Jakarta.

Namun apalah daya ayahnya tidak mengizinkannya untuk sekolah di Jakarta. Ayahnya mengira kalau kehidupan di kota terutama di Jakarta sangatlah bebas,beliau tahu karena dahulu adiknya pernah bekerja di Jakarta tetapi ia terjerumus dalam lembah yang menyesatkan, dan Akhirnya ia meninggal dunia karena terserang AIDS. Beliau tidak ingin hal itu terjadi pada anaknya. Lagi pula Fendy adalah anak satu-satunya.
* * *
Pagi harinya Fendy berkeinginan untuk meminta izin kepada Ayahnya untuk yang ke-2 kalinya dengan harapan kalau-kalau ayahnya berubah pikiran dan mengizinkannya untuk melanjutkan ke Jakarta.
Seperti biasa setelah mandi Fendy langsung mengerjakan kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu mengerjakan aalat subuh.Setelah selesai Fendy langsung keluar kamar untuk menuju kamar ayahnya yang ada tepat did epan kamarnya.
Sesampainya di depan kamar ayahnya ia berusaha mengetuk pintu namun rasa takut mengajaknya untuk tidak mengetuk pintu itu,tapi ia berusaha melawan rasa takut yang menggelutinya.

“Tok…tok…tok…!!”
“Assalamualaikum Yah…Ayah…!”panggil Fendy dari luar.

“Masuk,ada perlu apa Fen?” tanya ayahnya sambil merebahkan tubuhnya di atas kasur.

“Begini, Yah, dulu kan aku pernah bilang kalau setelah lulus SMP nanti aku akan melanjutkan di Jakarta bagaimana menurut Ayah?”
Ayah Fendy bangun lalu duduk di sebelah Fendy.

“Fendy….Fendy dulu kan Ayah sudah pernah bilang, di Jakarta itu pergaulannya sangat bebas. Ayah takut kalau kamu terjerumus dalam kemaksiatan itu.Ayah tidak mau kejadian yang menimpa Ommu juga menimpamu. Lagi pula kalau kamu pergi siapa yang akan menghibur ayah saat sedih dan siapa yang akan merawat ayah saat ayah sakit?” kata ayah Fendy sambil mengusap air mata yang tidak sengaja membasahi pipinya.

“Kan masih ada Dony yang akan menghibur dan merawat Ayah,insya allah aku akan menjaga diri agar tidak terjerumus ke dalam jurang yang menyesatkan seperti Om Joni,” kata Fendy berusaha meyakinkan ayahnya agar mengizinkannya pergi ke Jakarta. Namun, apa pun yang ia katakan tetap saja ayahnya tidak percaya.

“Sekali tidak ya tidak!” kata ayah Fendy mulai menampakkan amarahnya

“Tapi, Aah?” Fendy mencoba mencegah Ayahnya pergi namun tak kuasa.
Sambil berjalan ke arah ruang tamu ayah Fendy menjawab,”Nggak ada tapi-tapian pokoknya kamu harus nurut sama Ayah titik!”

* * *

Keesokan harinya Fendy berangkat sekolah lebih Awal karena hari ini merupakan hari akan disampaikannya pengumuman kelulusan dan merupakan hari terakhir bagi siswa-siswi SMP N 1 Semarang bersama. Setelah menerima pengumuman siswa-siswi SMP N 1 Semarang merasa senang karena mereka lulus 100%.

Setelah menerima pengumuman, Fendy langsung pulang ke rumah dan langsung menuju kamarnya untuk menyiapkan barang-barang yang akan dibawanya ke Jakarta. Selesai berkemas-kemas Fendy langsung ke luar rumah untuk pergi ke Jakarta.Kebetulan Ayahnya belum pulang dari kantor,jadi tidak ada yang menghalanginya untuk pergi.

Sepulang dari kantor Ayah Fendy langsung menuju kamar dan merebahkan tubuhnya diatas kasur yang empuk untuk melampiaskan rasa lelahnya pada bantal dan guling yang ada di atas kasur itu.
Belum sepat nyenyak tiba-tiba terdengar suara yang memanggilnya dan suara itu sudah tidak asing lagi di telinganya yang tak lain adalah suara Dony keponakannya sendiri.

Dengan nafas terengah-engah seperti habis di kejar-kejar setan Dony berusaha memanggil pakdenya yang tak lain adalah ayah Fendy.

“Pakde.…pakde..bukain pintunya Om cepat ini penting!”
Ayah Fendy pun beranjak bangun dari tidurnya dan melangkahkan kakinya agak cepat menuju pintu depan tempat suara Dony tadi terdengar.

“Ya sebentar pakde bukakan pintunya!”
Pintu terbuka.
“Ada apa Don kok seperti habis di kejar-kejar setan begini,ayo masuk ngomong di dalam saja!”
Mereka berdua pun masuk dan duduk diatas kursi yang empuk menyenangkan

Dengan napas masih terengah-engah Dony berusaha menceritakan apa yang telah dilihatnya barusan.

“Begini Pakde…ehmm...,”belum sempat meneruskan ceritanya.

“Tenang dulu…tenang dulu atur nafas baik-baik,baru… cerita!”

“Ok..ok…,”menarik nafas panjang.

“Begini pakde tadi secara tidak sengaja saya melihat kak Fendy pergi dengan membawa tas besar sepertinya ia akan pergi jauh”

“Apa! Fendy pergi? Sejak kapan dia menjadi anak kurang ajar,dia anggap apa aku ini!” katanya dengan melampiaskan amarahnya pada asbak kaca yang ada di atas meja.

“Tenang pakde..tenang!” kata Dony mencoba menenangkan pakdenya.
Tapi pakdenya tidak menggubrisnya.

“Hah diam kamu!”kata Ayah Fendy sambil berjalan menuju kamar Fendy dengan diikuti oleh keponakannya.
Sesampainya di kamar Fendy.

“Hah dasar anak tak tahu diri!” ayah Fendy pun marah–marah sambil mengubrak-ngabrik kamar Fendy. Tiba-tiba secara tidak sengaja Ayah Fendy menemukan secarik kertas yang ada di atas meja belajar Fendy. Sepertinya itu surat yang ditulis oleh Fendy sebelum ia pergi dan surat itu ia tujukan untuk ayahnya.
Ayah Fendy pun mengambilnya dan membacanya sampai selesai.

Untuk ayahku tercinta

Maafkan Fendy ya Yah karena Fendy tidak menuruti kata-kata ayah. Dan Fendy juga sudah pergi tanpa seizin ayah.Fendy terpaksa melakukan ini semua karena Fendy sayang sama ayah dan Fendy ingin membahagiakan ayah.Sekali lagi maafkan Fendy ya Yah! Walaupun Fendy jauh dari ayah tapi Fendy akan terus berusaha menjaga amanat yang ayah berikan pada Fendy sejak kecil.Fendy sayang banget sama Ayah.

Fendy

Setelah selesai membaca, entah mengapa Ayah Fendy tiba-tiba batuk dan batuknya itu tidak seperti batuk biasa. Beliau batuk dengan sangat keras disertai dengan keluarnya darah. Dony pun terkejut melihat Omnya batuk disertai darah, dia bingung mau berbuat apa.

“Pakde…kenapa pakde!”
Karena tak bisa berbuat apa-apa terpaksa ia pun memanggil tetangga untuk meminta pertolongan.
Dony pun datang kerumah tetangga terdekat.

“Pak tolong saya pak,tolongin pakde saya!”
“Ada apa dengan pakde, Adik?”
“Entah lah pak tadi tiba-tiba pakde saya batuk keras disertai dengan darah!”
“Baiklah-baiklah akan bapak tolong,sekarang di mana pakde kamu berada?”
“Di sana pak!” kata Dony sambil menunjuk ke arah rumah Fendy.
“kalau gitu mari kita ke sana!”

Dengan sedikit lari Dony dan orang yang dimintai tolong tadi menuju rumah Fendy.Sesampainya di rumah Fendy dony dan orang tadi membawa ayah Fendy ke rumah sakit terdekat yaitu rumah sakit Kartini yang ada di Jalan Adi Sucipto.Sesampainya di rumah sakit ayah Fendy di bawa ke ruang UGD.

Bersamaan dengan kejadian itu, Fendy mengalami keapesan.Setelah turun dari bis tiba-tiba tasnya dijambret oleh preman tak dikenal. Fendy sudah berusaha meminta tolong, tapi tak seorang pun yang mau menolonnya akhirnya Fendy pun pasrah.Untung saja uang,hp,dan surat-surat berharganya ia letakkan di saku celananya.

Baru saja ia akan berjalan untuk menuju bis selanjutnya tiba-tiba HP nya berbunyi.

“Tulilit….tulilit….”
Fendy terkejut dan langsung mengambil HP disaku celananya.Saat ia lihat ternyata dilayarnya tertuliskan nama Dony.
“Hallo…ada apa, Don?”
“Kakak..kakak sekarang di mana?”
“Ada apa sih kamu kok seperti orang ketakutan saja?”
“Kakak sekarang juga bisa ke sini nggak?”
“Ke mana?”
“Ke rumah sakit Kartini di Jalan Adi Sucipto,Semarang!”
“Memangnya siapa yang sakit?”
“Ayah kakak, beliau sekarang dirawat di ruang UGD,dan keadaannya sangat kritis!”
“Apa! Ayah ! Ok kakak akan segera ke sana!”
“Cepat ya kak!”
“Ok…ok assalamualaikum,” kata Fandy menutup pembicaraannya dengan Dony.
Dengan tergesa-gesa Fendy langsung mencari bis jurusan Semarang.Setelah ia dapatkan,kebetulan bis itu sudah penuh jadi,setelah ia naik, bis pun langsung berjalan.Sepanjang perjalanan ia merasa panik dengan keadaan ayahnya di rumah sakit.

Sedangkan Dony yang sedang berada di rumah sakit pun tak kalah paniknya dengan Fendy.Ia mondar-mandir ke sana ke mari di depan ruang UGD menunggu dokter keluar tak lama kemudian dokter pun keluar dari ruang perawatan Dony pun menghentikan langkahnya dan menuju pada dokter untuk menanyakan keadaan Ayah Fendy

“Dok…dok..!”
Belum sempat ia bertanya tiba- tiba ada yang memanggilnya yang tak lain adalah mama Dony (adik dari ayah Fendy)
“Dony… bagaimana keadaan pakdemu? Baik-baik saja kan?”
“Mama, dari mana mama tahu kalau pakde ada di sini?”
“Kamu nggak perlu tahu mama tahu dari mana yang penting sekarang bagaimana keadaan pakdemu?.”
“Dony juga belum tahu Ma, baru saja Dony mau tanya sama Dokter.”

“Ya sudah kalau gitu biar mama saja yang tanya sama dokter kamu tunggu saja di sini!”kata mama Dony sambil menunjukkan sebuah kursi yang ada di depan ruang Dokter.Mama Dony pun masuk ke ruang dokter untuk menanyakan keadaan kakaknya.

“Assalamualaikum Dok?” katanya sambil membuka pintu.

“Waalaikumsalam, silakan duduk Bu,” kata dokter sambil menunjukkan kursi yang ada di depannya.

“Apakah benar Ibu saudaranya Pak Tio?”

“Benar Dok saya adiknya, bagaimana keadan kakak saya, Dok?”

“Maafkan kami bu kami sudah berusaha semampunya, tapi….”
Belum sempat dokter meneruskan perkataannya ibu Dony pun langsung mengelak tangisnya pun langsung meledak.

“Gimana Dok kakak saya baik-baik saja kan Dok?” katanya sambil berdiri menghampiri dokter.
“Maafkan kami Bu mungkin ini memang sudah kehendak yang mahakuasa.”
“Maksud Dokter?”
“Nyawa pak Tio sudah tidak bisa diselamatkan itu artinya pak Tio sudah meninggal.”
“Apa Dok! Dokter pasti bohong,ya kan Dok Dokter bohong kan?”
“Tidak Bu saya serius!”
“Tidak….tidak mungkin”karena sangat terkejutnya akhirnya ibu Dony pun pingsan.
“Bu…Bu… sadar Bu,” kata dokter.
Mendengar suara dokter yang memanggil -manggil nama ibu akhirnya Dony pun masuk keruangan itu,melihat ibunya terbaring di kasur Dony pun langsung merangkulnya tak lama kemudian ibunya siuman.
Bersamaan dengan itu Fendy datang, melihat di luar Ruang UGD tidak ada orang akhirnya Fendy pun memutuskan untuk ke ruangan dokter.Dan kebetulan di sana Fendy melihat Dony dan ibunya di sana.
“Tante Dony gimana keadanan ayah?”
“Kamu terlambat Fan,ayahmu sudah tidak ada!”
“Apa! Bagaimana bisa begini?”
Dony pun berusaha menceritakannya pada Fendy.
Setelah menceritakan sebab –sebab meninggalnya ayah Fendy,Dony, Fendy, dan ibu dony pun bersepakat untuk menjenguk jenazah ayah Fendy,kemudian mereka sepakat untuk segera menguburnya lebih cepat lebih baik.

* * *
Dengan meninggalnya ayah Fendy,Fendy pun sekarang tinggal bersama tantenya dan ia pun memutuskan untuk tidak ke Jakarta.Fendy pun mencoba mengikhlaskan kepergian ayahnya itu sangat sulit baginya namun ia tetap mencoba,dan akan selalu tegar dalam menghadapi cobaan dengan sendiri.

Rabu, 07 April 2010

IZINKAN AKU MEMILIH

KARYA:Rulita wahyuni 9@
Malam yang sunyi, terdengar sayup angin malam yang dingin menembus kulit.Di seberang jalan raya terdapat rumah kecil namun tampak rapi yang hanya dihuni oleh dua orang makhluk Allah yaitu seorang ayah dan anak laki-lakinya.

Didalam rumah itu terdapat beberapa ruangan diantaranya;Ruang Tamu,Dua Kamar Tidur , Ruang Dapur dan masih banyak lagi yang lainnya.
Didalam salah satu kamar terlihat seorang laki-laki yang masih Remaja sedang mondar-mandir sambil menaruh jari tangannya di keningnya,tampaknya ia sedang memikirkan sesuatu.Sebentar-sebentar duduk,lalu berdiri kemudian berbaring diatas alas tidur yang empuk sambil menatap langit-langit kamar.Itulah yang dilakukan oleh laki-laki yang ternyata mempunyai nama Fendy itu disetiap malamnya.Sampai-sampai waktu istirahatnya berkurang hanya digunakan untuk melamun.
Didalam lamunannya Fendy berfikir bagaimana cara merayu Ayahnya Agar setuju terhadap pilihannya bahwa setelah lulus SMP nanti ia akan melanjutkan di Jakarta.Dengan harapan agar ia dapat sukses seperti yang didapatkan tetangga-tetangganya yang bekerja di Jakarta.

Namun apalah daya Ayahnya tidak mengizinkannya untuk sekolah di Jakarta Ayahnya mengira kalau kehidupan di Kota terutama di Jakarta sangatlah bebas,beliau tahu karena dahulu adiknya pernah bekerja di Jakarta tetapi ia terjerumus dalam lembah yang menyesatkan, dan Akhirnya ia meninggal dunia karena terserang AIDS.Beliau tidak ingin hal itu terjadi pada anaknya .Lagi pula Fendy adalah anak satu-satunya.


*****

Pagi harinya Fendy berkeinginan untuk meminta izin kepada Ayahnya untuk yang ke-2 kalinyadengan harapan kalau-kalau Ayahnya berubah fikiran dan mengizinkannya untuk melanjutkan ke Jakarta.
Seperti biasa setelah mandi Fendy langsung mengerjakan kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu mengerjakan Sholat shubuh.Setelah selesai Fendy langsung keluar kamar untuk menuju kamar Ayahnya yang ada tepat didepan kamarnya.
Sesampainya didepan kamar Ayahnya ia berusaha mengetuk pintu namun rasa takut mengajaknya untuk tidak mengetuk pintu itu,tapi ia berusaha melawan rasa takut yang menggelutinya.

“tok…tok…tok…assalamualaikum Yah…Ayah…”panggil Fendy dari luar.

“Masuk,ada perlu apa Fen?” Tanya Ayahnya sambil merebahkan tubuhnya diatas kasur.

“Begini yah, dulukan aku pernah bilang kalau setelah lulus SMP nanti aku akan melanjutkan di Jakarta bagaimana menurut Ayah?.”
Ayah Fendy bangun lalu duduk di sebelah Fendy.

“Fendy….Fendy dulukan Ayah sudah pernah bilang, di Jakarta itu pergaulannya sangat bebas Ayah takut kalau kamu terjerumus dalam kemaksiatan itu.Ayah tidak mau kejadian yang menimpa Om-mujuga menimpamu lagi pula kalau kamu pergi siapa yang akan menghibur Ayah saat sedih dan siapa yang akan merawat Ayah saat Ayah sakit”Kata Ayah Fendy sambil mengusap air mata yang tidak sengaja membasahi pipinya.

“Kan masih ada Dony yang akan menghibur dan merawat Ayah,Insya Allah aku akan menjaga diri agar tidak terjerumus kedalam jurang yang menyesatkan seperti Om Joni”kata Fendy berusaha meyakinkan Ayahnya Agar mengizinkannyapergi ke Jakarta, namun apapun yang ia katakana tetap saja Ayahnya tidak percaya.

“Sekali tidak ya tidak!!!!”Ayah Fendy mulai menampakkan amarahnya

“Tapi yah”Fendy mencoba mencegah Ayahnya pergi namun tak kuasa.
Sambil berjalan ke arah Ruang tamu ayah Fendy menjawab
“nggak ada tapi-tapian pokoknya kamu harus nurut sama Ayah titik!!!!”

*****

Keesokan harinya Fendy berangkat sekolah lebih Awal karena hari ini merupakan hari akan disampaikannya pengumuman kelulusan dan merupakan hari terakhir bagi siswa-siswi SMP N 1 Semarang bersama.

Setelah menerima pengumuman siswa-siswi SMP N 1 Semarang merasa senang karena mereka lulus 100%.

Setelah menerima pengumuman, Fendy langsung pulang kerumah dan langsung menuju kamarnya untuk menyiapkan barang-barang yang akan dibawanya ke Jakarta,selesai berkemas-kemas fendy langsung keluar rumah untuk pergi ke Jakarta.Kebetulan Ayahnya belum pulang dari kantor,jadi tidak ada yang menghalanginya untuk pergi.


Sepulang dari kantor Ayah Fendy langsung menuju kamar dan merebahkan tubuhnya diatas kasur yang empuk untuk melampiaskan rasa lelahnya pada bantal dan guling yang ada diatas kasur itu.
Belum sepat nyenyak tiba-tiba terdengar suara yang memanggilnya dan suara itu sudah tidak asing lagi ditelinganya yang tak lain adalah suara Dony keponakannya sendiri.

Dengan nafas ter-engah-engah seperti habis di kejar-kejar syaitan Dony berusaha memanggil pakdenya yang tak lain adalah Ayah Fendy.

“Pakde.…pakde..buka-in pintunya om cepat ini penting”
Ayah Fendy pun beranjak bangun dari tidurnya dan melangkahkan kakinya agak cepatmenuju pintu depan dimana suara Dony tadi terdengar.

“Ya sebentar pakde bukakan pintunya”Sambil membukakan pintunya.

“Ada apa Don kok seperti habis di kejar-kejar syaitan begini,ayo masuk ngomong didalam saja”
Mereka berdua pun masuk dan duduk diatas kursi yang empuk menyenangkan

Dengan nafas masih terengah-engah Dony berusaha menceritakan apa yang telah dilihatnya barusan.

“begini pakde…..”belum sempat meneruskan ceritanya

“Tenang dulu…Tenang dulu atur nafas baik-baik,baru… cerita”

“ok..ok…”menarik nafas panjang

“Begini pakde tadi secara tidak sengaja saya melihat kak Fendy pergi dengan membawa tas besar sepertinya ia akan pergi jauh”

“Apa!! Fendy pergi? Sejak kapan dia menjadi anak kuarang ajar,dia anggap apa aku ini”dengan melampiaskan amarahnya pada asbak kaca yang ada diatas meja.

“tenang pakde..tenang” kata Dony mencoba menenangkan pakdenya,
Tapi pakdenya tidak menggubrisnya.

“Hah diam kamu!!!!!”kata Ayah Fendy sambil berjalan menuju kamar Fendy dengan diikuti oleh keponakannya.
Sesampainya di kamar Fendy.

“Hah dasar anak tak tau diri!!”Ayah Fendy pun marah –marah sambil mengubrak-ngabrik kamar Fendy,tiba-tiba secara tidak sengaja Ayah Fendy menemukan secarik kertas yang ada diatas meja belajar Fendy, sepertinya itu surat yang ditulis oleh Fendy sebelum ia pergi dan surat itu ia tujukan untuk ayahnya.
Ayah Fendy pun mengambilnya dan membacanya sampai selesai.

Untuk ayahku tercinta

Maafkan Fendy ya yah karena Fendy tidak menuruti kata-kata ayah dan Fendy juga sudah pergi tanpa seizin ayah.Fendy terpaksa melakukan ini semua karena Fendy sayang sama ayah dan Fendy ingin membahagiakan ayah.Sekali lagi maafkan Fendy ya yah??? Walaupun Fendy jauh dari ayah tapi Fendy akan terus berusaha menjaga amanat yang ayah berikan pada Fendy sejak kecil.Fendy sayang banget sama Ayah.

Fendy

Setelah selesai membaca, entah mengapa Ayah Fendy tiba-tiba batukdan batuknya itu tidak seperti batuk biasa,Beliau batuk dengan sangat keras disertai dengan keluarnya darah,Dony pun terkejut melihat Omnya batuk disertai darah, dia bingung mau berbuat apa.

“pakde…kenapa pakde” Karena tak bisa berbuat apa-apa terpaksa ia pun memanggil tetangga untuk meminta pertolongan.
Dony pun datang kerumah tetangga terdekat.

“Pak tolong saya pak,tolongin pakde saya.”

“Ada apa dengan pakde adek.”

“Entah lah pak tadi tiba-tiba pakde saya batuk keras disertai dengan darah.”

“Baiklah-baiklah akan bapak tolong,Sekarang dimana pakde kamu berada.”

“Disana pak”Kata Dony sambil menunjuk kearah rumah Fendy.

“kalau gitu mari kita kesana.”

Dengan sedikit lari Dony dan orang yang dimintai tolong tadi menuju rumah Fendy.Sesampainya dirumah Fendy dony dan orang tadi membawa ayah Fendy ke rumah sakit terdekat yaitu rumah sakit Kartini yang ada di Jalan Adi Sucipto.Sesampainya dirumah sakit Ayah Fendy di bawa ke ruang UGD.

Bersamaan dengan kejadian itu, Fendy mengalami keapesan.Setelah turun dari bis tiba-tiba tasnya dijambret oleh preman tak dikenal. Fendy sudah berusaha meminta tolong, tapi tak seorang pun yang mau menolonnya akhirnya Fendy pun pasrah.Untung saja uang,hp,dan surat-surat berharganya ia letakkan di saku celananya.

Baru saja ia akan berjalan untuk menuju bis selanjutnya tiba-tiba HP nya berbunyi.

“tulilit….tulilit….”Fendy terkejut dan langsung mengambil HP disaku celananya.Saat ia lihat ternyata dilayarnya tertuliskan nama Dony.
“Hallo…ada apa don .”

“kakak..kakak sekarang dimana???”

“ada apa sih kamu kok seperti orang ketakutan saja.”

“Kakak sekarang juga bisa ke sini nggak?”

“kemana?”

“Ke rumah sakit Kartini di Jalan Adi Socipto,Semarang.”

“Memangnya siapa yang sakit?”

“Ayah kakak, beliau sekarang dirawat di ruang UGD,dan keadaannya sangat kritis”

“Apa!! Ayah ! Ok kakak akan segera kesana”

“Cepat ya kak”

“ok…ok Assalamualaikum”Kata Fandy menutup pembicaraannyadengan Dony.
Dengan tergesa-gesa Fendy langsung mencari bis jurusan Semarang.Setelah ia dapatkan,kebetulan bis itu sudah penuh jadi,setelah ia naik Bis pun langsung berjalan.Sepanjang perjalanan ia merasa panic dengan keadaan ayahnyadi rumah sakit.

Sedangkan dony yang sedang berada di rumah sakit pun tak kalah paniknya dengan Fendy.Ia mondar-mandir kesana kemari di depan ruang UGD menunggu dokter keluar tak lama kemudian dokter pun keluar dari ruangperawatan Donypun menghentikan langkahnya dan menuju pada dokter untuk menanyakan keadaan Ayah Fendy

“Dok…dok..”Belum sempat ia bertanya tiba- tibaada yang memanggilnya yang tak lain adalah mama Dony(adik dari ayah Fendy)
“Dony… bagaimana keadaan pakdemu? Baik-baik saja kan?”

“Mama, dari mana mama tahu kalau pakde ada di sini”

“Kamu nggak perlu tahu mama tahu dari mana yang penting sekarang bagaimana keadaan pakdemu?”

“Dony juga belum tahu ma, baru saja Dony mau Tanya sama Dokter.”

“ya sudah kalau gitu biar mama saja yang Tanya sama dokter kamu tunggu saja disini”kata mama Dony sambil menunjukkan sebuah kursi yang ada di depan ruang Dokter.Mama Dony pun masuk keruang dokter untuk menanyakan keadaan kakaknya.

“Assalamualaikum dok”sambil membuka pintu.

“waalaikumsalam silakan duduk bu?” kata dokter sambil menunjukkan kursi yang ada di depannya.

“apakah benar ibu saudaranya Pak Tio”

“Benar dok saya adiknya, bagaimana keadan kakak saya dok”

“Maafkan kami bu kami sudah berusaha semampunya, tapi….” Belum sempat dokter meneruskan perkataannyaibu Dony punlangsung mengelak Tangisnya pun langsung meledak.

“Gimana dok kakak saya baik-baik saja kan dok” berdiri menghampiri dokter.

“maafkan kami bu mungkinini memang sudah kehendak yang maha kuasa”

“maksud dokter”

“nyawa pak tio sudah tidak bisa diselamatkan itu artinya pak Tio sudah meninggal”

“apa dok!!dokter pasti bohong ,yak an dok dokter bohong kan?”

“Tidak bu saya serius”

“tidak….tidak mungkin”karena sangat terkejutnya akhirnya ibu Dony pun pingsan.

“bu…bu… sadar bu” kata dokter.
Mendengar suara dokter yang memanggil -manggil nama ibu akhirnya Dony pun masuk keruangan itu,melihat ibunya terbaring dikasur Dony pun langsung merangkulnya tak lama kemudian ibunya siuman.
Bersamaan dengan itu Fendy datang , melihat di luar Ruang UGD tidak ada orang akhirnya Fendy pun memutuskan untuk ke ruangan dokter.Dan kebetulan disana Fendy melihat Dony dan ibunya disana.

“Tante Dony gimana keadanan ayah.”

“kamu terlambat Fan,ayahmu sudah tidak ada”

“Apa!!!!bagaimana bisa begini?”
Dony pun berusaha menceritakannya pada Fendy.
Setelah menceritakan sebab –sebab meninggalnya ayah Fendy,Dony, Fendy, dan ibu dony pun bersepakat untuk menjenguk zenazah Ayah Fendy,kemudian mereka sepakat untuk segera menguburnya.

*****
Dengan meninggalnya ayah Fendy,Fendy pun sekarang tinggal bersama tantenya dan ia pun memutuskan untuk tidak ke Jakarta.Fendy pun mencoba mengikhlaskan kepergian ayahnya.




TAMAT