Jumat, 04 Juni 2010

Aeshiteru-zavilia

Menunggu sesuatu yang sangat menyebalkan bagiku
Saat ku harus bersabar dan trus bersabar
Menantikan kehadiran dirimu
Entah sampai kapan aku harus menunggu

Sesuatu yang sangat sulit tuk kujalani
Hidup dalam kesendirian sepi tanpamu
Kadang kuberpikir cari penggantimu
Saat kau jauh disana

[*]
Walau raga kita terpisah jauh
Namun hati kita selalu dekat
Bila kau rindu pejamkan matamu
Dan rasakan a a a aku

[**]
Kekuatan cinta kita takkan pernah rapuh
Terhapus ruang dan waktu
Percayakan kesetiaan ini
Pada ketulusan a a ai aishiteru

Gelisah sesaat saja tiada kabarmu kucuriga
Entah penantianku takkan sia-sia
Dan berikan satu jawaban pasti
Entah sampai kapan aku harus bertahan

Saat kau jauh disana rasa cemburu
Merasuk kedalam pikiranku melayang
Tak tentu arah tentang dirimu
Apakah sama yang kau rasakan

Back to [*][**]

Satu sendiri pikiran melayang terbang
Perasaan resah gelisah
Jalani kenyataan hidup tanpa gairah
O…wu..wo..o..

Lupakan segala obsesi dan ambisimu
Akhiri semuanya cukup sampai disini
Dan buktikan pengorbanan cintamu untukku
Kumohon kau kembali

Kimita tuokukitemo
Kiminoi shuaguaratala
Shiniteruyo shiniteruyo

Back to [*][**]

Wo wo wo..
Wo wo wo..a a ai aishiteru

The Potter’s – Arti Cinta Sejati


aku rasa tlah ku temukan cinta sejati

saat aku hilang arah dan tak terkendali

di saatku coba bertanya di suatu sisi

ku yakin kau cinta mati


* aku diam bukan berarti aku membisu

percayalah ku tercipta hanya untuk kamu

di jantungku hanya ada selembar namamu

ku yakin kau pun begitu


reff:

dapatkah kau mengartikan sayapku

dapatkah kau mengartikan cintaku

peluk dan cium untukmu

kau selalu di hatiku


dapatkah kau menjadi letak surgaku

dapatkah kau menjadi permaisuriku

rebahkan sayap-sayap cintamu

dan bawalah ku ke damaimu


repeat *

repeat reff [4x]


aku rasa tlah ku temukan cinta sejati

saat aku hilang arah dan tak terkendali

di saatku coba bertanya di suatu sisi

ku yakin kau cinta mati



Lirik lagu The Potter’s – Arti Cinta Sejati ini dipersembahkan oleh LirikLaguIndonesia.Net. Kunjungi DownloadLaguIndonesia.Net untuk download MP3 The Potter’s – Arti Cinta Sejati.

Senin, 19 April 2010

IZINKAN AKU MEMILIH(REVISI)

KARYA:Rulita wahyuni 9@

Malam yang sunyi, terdengar sayup angin malam yang dingin menembus kulit.Di seberang jalan raya terdapat rumah kecil namun tampak rapi yang hanya dihuni oleh dua orang makhluk Allah yaitu seorang ayah dan anak laki-lakinya.

Di dalam rumah itu terdapat beberapa ruangan di antaranya: ruang tamu,dua kamar tidur, ruang dapur dan masih banyak lagi yang lainnya.
Di dalam salah satu kamar terlihat seorang laki-laki yang masih remaja sedang mondar-mandir sambil menaruh jari tangannya di keningnya. Tampaknya ia sedang memikirkan sesuatu.Sebentar-sebentar duduk,lalu berdiri kemudian berbaring diatas alas tidur yang empuk sambil menatap langit-langit kamar.Itulah yang dilakukan oleh laki-laki yang ternyata mempunyai nama Fendy itu di setiap malamnya.Sampai-sampai waktu istirahatnya berkurang hanya digunakan untuk melamun.

Di dalam lamunannya Fendy berpikir bagaimana cara merayu ayahnya agar setuju terhadap pilihannya bahwa setelah lulus SMP nanti ia akan melanjutkan di Jakarta.Dengan harapan agar ia dapat sukses seperti yang didapatkan tetangga-tetangganya yang bekerja di Jakarta.

Namun apalah daya ayahnya tidak mengizinkannya untuk sekolah di Jakarta. Ayahnya mengira kalau kehidupan di kota terutama di Jakarta sangatlah bebas,beliau tahu karena dahulu adiknya pernah bekerja di Jakarta tetapi ia terjerumus dalam lembah yang menyesatkan, dan Akhirnya ia meninggal dunia karena terserang AIDS. Beliau tidak ingin hal itu terjadi pada anaknya. Lagi pula Fendy adalah anak satu-satunya.
* * *
Pagi harinya Fendy berkeinginan untuk meminta izin kepada Ayahnya untuk yang ke-2 kalinya dengan harapan kalau-kalau ayahnya berubah pikiran dan mengizinkannya untuk melanjutkan ke Jakarta.
Seperti biasa setelah mandi Fendy langsung mengerjakan kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu mengerjakan aalat subuh.Setelah selesai Fendy langsung keluar kamar untuk menuju kamar ayahnya yang ada tepat did epan kamarnya.
Sesampainya di depan kamar ayahnya ia berusaha mengetuk pintu namun rasa takut mengajaknya untuk tidak mengetuk pintu itu,tapi ia berusaha melawan rasa takut yang menggelutinya.

“Tok…tok…tok…!!”
“Assalamualaikum Yah…Ayah…!”panggil Fendy dari luar.

“Masuk,ada perlu apa Fen?” tanya ayahnya sambil merebahkan tubuhnya di atas kasur.

“Begini, Yah, dulu kan aku pernah bilang kalau setelah lulus SMP nanti aku akan melanjutkan di Jakarta bagaimana menurut Ayah?”
Ayah Fendy bangun lalu duduk di sebelah Fendy.

“Fendy….Fendy dulu kan Ayah sudah pernah bilang, di Jakarta itu pergaulannya sangat bebas. Ayah takut kalau kamu terjerumus dalam kemaksiatan itu.Ayah tidak mau kejadian yang menimpa Ommu juga menimpamu. Lagi pula kalau kamu pergi siapa yang akan menghibur ayah saat sedih dan siapa yang akan merawat ayah saat ayah sakit?” kata ayah Fendy sambil mengusap air mata yang tidak sengaja membasahi pipinya.

“Kan masih ada Dony yang akan menghibur dan merawat Ayah,insya allah aku akan menjaga diri agar tidak terjerumus ke dalam jurang yang menyesatkan seperti Om Joni,” kata Fendy berusaha meyakinkan ayahnya agar mengizinkannya pergi ke Jakarta. Namun, apa pun yang ia katakan tetap saja ayahnya tidak percaya.

“Sekali tidak ya tidak!” kata ayah Fendy mulai menampakkan amarahnya

“Tapi, Aah?” Fendy mencoba mencegah Ayahnya pergi namun tak kuasa.
Sambil berjalan ke arah ruang tamu ayah Fendy menjawab,”Nggak ada tapi-tapian pokoknya kamu harus nurut sama Ayah titik!”

* * *

Keesokan harinya Fendy berangkat sekolah lebih Awal karena hari ini merupakan hari akan disampaikannya pengumuman kelulusan dan merupakan hari terakhir bagi siswa-siswi SMP N 1 Semarang bersama. Setelah menerima pengumuman siswa-siswi SMP N 1 Semarang merasa senang karena mereka lulus 100%.

Setelah menerima pengumuman, Fendy langsung pulang ke rumah dan langsung menuju kamarnya untuk menyiapkan barang-barang yang akan dibawanya ke Jakarta. Selesai berkemas-kemas Fendy langsung ke luar rumah untuk pergi ke Jakarta.Kebetulan Ayahnya belum pulang dari kantor,jadi tidak ada yang menghalanginya untuk pergi.

Sepulang dari kantor Ayah Fendy langsung menuju kamar dan merebahkan tubuhnya diatas kasur yang empuk untuk melampiaskan rasa lelahnya pada bantal dan guling yang ada di atas kasur itu.
Belum sepat nyenyak tiba-tiba terdengar suara yang memanggilnya dan suara itu sudah tidak asing lagi di telinganya yang tak lain adalah suara Dony keponakannya sendiri.

Dengan nafas terengah-engah seperti habis di kejar-kejar setan Dony berusaha memanggil pakdenya yang tak lain adalah ayah Fendy.

“Pakde.…pakde..bukain pintunya Om cepat ini penting!”
Ayah Fendy pun beranjak bangun dari tidurnya dan melangkahkan kakinya agak cepat menuju pintu depan tempat suara Dony tadi terdengar.

“Ya sebentar pakde bukakan pintunya!”
Pintu terbuka.
“Ada apa Don kok seperti habis di kejar-kejar setan begini,ayo masuk ngomong di dalam saja!”
Mereka berdua pun masuk dan duduk diatas kursi yang empuk menyenangkan

Dengan napas masih terengah-engah Dony berusaha menceritakan apa yang telah dilihatnya barusan.

“Begini Pakde…ehmm...,”belum sempat meneruskan ceritanya.

“Tenang dulu…tenang dulu atur nafas baik-baik,baru… cerita!”

“Ok..ok…,”menarik nafas panjang.

“Begini pakde tadi secara tidak sengaja saya melihat kak Fendy pergi dengan membawa tas besar sepertinya ia akan pergi jauh”

“Apa! Fendy pergi? Sejak kapan dia menjadi anak kurang ajar,dia anggap apa aku ini!” katanya dengan melampiaskan amarahnya pada asbak kaca yang ada di atas meja.

“Tenang pakde..tenang!” kata Dony mencoba menenangkan pakdenya.
Tapi pakdenya tidak menggubrisnya.

“Hah diam kamu!”kata Ayah Fendy sambil berjalan menuju kamar Fendy dengan diikuti oleh keponakannya.
Sesampainya di kamar Fendy.

“Hah dasar anak tak tahu diri!” ayah Fendy pun marah–marah sambil mengubrak-ngabrik kamar Fendy. Tiba-tiba secara tidak sengaja Ayah Fendy menemukan secarik kertas yang ada di atas meja belajar Fendy. Sepertinya itu surat yang ditulis oleh Fendy sebelum ia pergi dan surat itu ia tujukan untuk ayahnya.
Ayah Fendy pun mengambilnya dan membacanya sampai selesai.

Untuk ayahku tercinta

Maafkan Fendy ya Yah karena Fendy tidak menuruti kata-kata ayah. Dan Fendy juga sudah pergi tanpa seizin ayah.Fendy terpaksa melakukan ini semua karena Fendy sayang sama ayah dan Fendy ingin membahagiakan ayah.Sekali lagi maafkan Fendy ya Yah! Walaupun Fendy jauh dari ayah tapi Fendy akan terus berusaha menjaga amanat yang ayah berikan pada Fendy sejak kecil.Fendy sayang banget sama Ayah.

Fendy

Setelah selesai membaca, entah mengapa Ayah Fendy tiba-tiba batuk dan batuknya itu tidak seperti batuk biasa. Beliau batuk dengan sangat keras disertai dengan keluarnya darah. Dony pun terkejut melihat Omnya batuk disertai darah, dia bingung mau berbuat apa.

“Pakde…kenapa pakde!”
Karena tak bisa berbuat apa-apa terpaksa ia pun memanggil tetangga untuk meminta pertolongan.
Dony pun datang kerumah tetangga terdekat.

“Pak tolong saya pak,tolongin pakde saya!”
“Ada apa dengan pakde, Adik?”
“Entah lah pak tadi tiba-tiba pakde saya batuk keras disertai dengan darah!”
“Baiklah-baiklah akan bapak tolong,sekarang di mana pakde kamu berada?”
“Di sana pak!” kata Dony sambil menunjuk ke arah rumah Fendy.
“kalau gitu mari kita ke sana!”

Dengan sedikit lari Dony dan orang yang dimintai tolong tadi menuju rumah Fendy.Sesampainya di rumah Fendy dony dan orang tadi membawa ayah Fendy ke rumah sakit terdekat yaitu rumah sakit Kartini yang ada di Jalan Adi Sucipto.Sesampainya di rumah sakit ayah Fendy di bawa ke ruang UGD.

Bersamaan dengan kejadian itu, Fendy mengalami keapesan.Setelah turun dari bis tiba-tiba tasnya dijambret oleh preman tak dikenal. Fendy sudah berusaha meminta tolong, tapi tak seorang pun yang mau menolonnya akhirnya Fendy pun pasrah.Untung saja uang,hp,dan surat-surat berharganya ia letakkan di saku celananya.

Baru saja ia akan berjalan untuk menuju bis selanjutnya tiba-tiba HP nya berbunyi.

“Tulilit….tulilit….”
Fendy terkejut dan langsung mengambil HP disaku celananya.Saat ia lihat ternyata dilayarnya tertuliskan nama Dony.
“Hallo…ada apa, Don?”
“Kakak..kakak sekarang di mana?”
“Ada apa sih kamu kok seperti orang ketakutan saja?”
“Kakak sekarang juga bisa ke sini nggak?”
“Ke mana?”
“Ke rumah sakit Kartini di Jalan Adi Sucipto,Semarang!”
“Memangnya siapa yang sakit?”
“Ayah kakak, beliau sekarang dirawat di ruang UGD,dan keadaannya sangat kritis!”
“Apa! Ayah ! Ok kakak akan segera ke sana!”
“Cepat ya kak!”
“Ok…ok assalamualaikum,” kata Fandy menutup pembicaraannya dengan Dony.
Dengan tergesa-gesa Fendy langsung mencari bis jurusan Semarang.Setelah ia dapatkan,kebetulan bis itu sudah penuh jadi,setelah ia naik, bis pun langsung berjalan.Sepanjang perjalanan ia merasa panik dengan keadaan ayahnya di rumah sakit.

Sedangkan Dony yang sedang berada di rumah sakit pun tak kalah paniknya dengan Fendy.Ia mondar-mandir ke sana ke mari di depan ruang UGD menunggu dokter keluar tak lama kemudian dokter pun keluar dari ruang perawatan Dony pun menghentikan langkahnya dan menuju pada dokter untuk menanyakan keadaan Ayah Fendy

“Dok…dok..!”
Belum sempat ia bertanya tiba- tiba ada yang memanggilnya yang tak lain adalah mama Dony (adik dari ayah Fendy)
“Dony… bagaimana keadaan pakdemu? Baik-baik saja kan?”
“Mama, dari mana mama tahu kalau pakde ada di sini?”
“Kamu nggak perlu tahu mama tahu dari mana yang penting sekarang bagaimana keadaan pakdemu?.”
“Dony juga belum tahu Ma, baru saja Dony mau tanya sama Dokter.”

“Ya sudah kalau gitu biar mama saja yang tanya sama dokter kamu tunggu saja di sini!”kata mama Dony sambil menunjukkan sebuah kursi yang ada di depan ruang Dokter.Mama Dony pun masuk ke ruang dokter untuk menanyakan keadaan kakaknya.

“Assalamualaikum Dok?” katanya sambil membuka pintu.

“Waalaikumsalam, silakan duduk Bu,” kata dokter sambil menunjukkan kursi yang ada di depannya.

“Apakah benar Ibu saudaranya Pak Tio?”

“Benar Dok saya adiknya, bagaimana keadan kakak saya, Dok?”

“Maafkan kami bu kami sudah berusaha semampunya, tapi….”
Belum sempat dokter meneruskan perkataannya ibu Dony pun langsung mengelak tangisnya pun langsung meledak.

“Gimana Dok kakak saya baik-baik saja kan Dok?” katanya sambil berdiri menghampiri dokter.
“Maafkan kami Bu mungkin ini memang sudah kehendak yang mahakuasa.”
“Maksud Dokter?”
“Nyawa pak Tio sudah tidak bisa diselamatkan itu artinya pak Tio sudah meninggal.”
“Apa Dok! Dokter pasti bohong,ya kan Dok Dokter bohong kan?”
“Tidak Bu saya serius!”
“Tidak….tidak mungkin”karena sangat terkejutnya akhirnya ibu Dony pun pingsan.
“Bu…Bu… sadar Bu,” kata dokter.
Mendengar suara dokter yang memanggil -manggil nama ibu akhirnya Dony pun masuk keruangan itu,melihat ibunya terbaring di kasur Dony pun langsung merangkulnya tak lama kemudian ibunya siuman.
Bersamaan dengan itu Fendy datang, melihat di luar Ruang UGD tidak ada orang akhirnya Fendy pun memutuskan untuk ke ruangan dokter.Dan kebetulan di sana Fendy melihat Dony dan ibunya di sana.
“Tante Dony gimana keadanan ayah?”
“Kamu terlambat Fan,ayahmu sudah tidak ada!”
“Apa! Bagaimana bisa begini?”
Dony pun berusaha menceritakannya pada Fendy.
Setelah menceritakan sebab –sebab meninggalnya ayah Fendy,Dony, Fendy, dan ibu dony pun bersepakat untuk menjenguk jenazah ayah Fendy,kemudian mereka sepakat untuk segera menguburnya lebih cepat lebih baik.

* * *
Dengan meninggalnya ayah Fendy,Fendy pun sekarang tinggal bersama tantenya dan ia pun memutuskan untuk tidak ke Jakarta.Fendy pun mencoba mengikhlaskan kepergian ayahnya itu sangat sulit baginya namun ia tetap mencoba,dan akan selalu tegar dalam menghadapi cobaan dengan sendiri.

Rabu, 07 April 2010

IZINKAN AKU MEMILIH

KARYA:Rulita wahyuni 9@
Malam yang sunyi, terdengar sayup angin malam yang dingin menembus kulit.Di seberang jalan raya terdapat rumah kecil namun tampak rapi yang hanya dihuni oleh dua orang makhluk Allah yaitu seorang ayah dan anak laki-lakinya.

Didalam rumah itu terdapat beberapa ruangan diantaranya;Ruang Tamu,Dua Kamar Tidur , Ruang Dapur dan masih banyak lagi yang lainnya.
Didalam salah satu kamar terlihat seorang laki-laki yang masih Remaja sedang mondar-mandir sambil menaruh jari tangannya di keningnya,tampaknya ia sedang memikirkan sesuatu.Sebentar-sebentar duduk,lalu berdiri kemudian berbaring diatas alas tidur yang empuk sambil menatap langit-langit kamar.Itulah yang dilakukan oleh laki-laki yang ternyata mempunyai nama Fendy itu disetiap malamnya.Sampai-sampai waktu istirahatnya berkurang hanya digunakan untuk melamun.
Didalam lamunannya Fendy berfikir bagaimana cara merayu Ayahnya Agar setuju terhadap pilihannya bahwa setelah lulus SMP nanti ia akan melanjutkan di Jakarta.Dengan harapan agar ia dapat sukses seperti yang didapatkan tetangga-tetangganya yang bekerja di Jakarta.

Namun apalah daya Ayahnya tidak mengizinkannya untuk sekolah di Jakarta Ayahnya mengira kalau kehidupan di Kota terutama di Jakarta sangatlah bebas,beliau tahu karena dahulu adiknya pernah bekerja di Jakarta tetapi ia terjerumus dalam lembah yang menyesatkan, dan Akhirnya ia meninggal dunia karena terserang AIDS.Beliau tidak ingin hal itu terjadi pada anaknya .Lagi pula Fendy adalah anak satu-satunya.


*****

Pagi harinya Fendy berkeinginan untuk meminta izin kepada Ayahnya untuk yang ke-2 kalinyadengan harapan kalau-kalau Ayahnya berubah fikiran dan mengizinkannya untuk melanjutkan ke Jakarta.
Seperti biasa setelah mandi Fendy langsung mengerjakan kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu mengerjakan Sholat shubuh.Setelah selesai Fendy langsung keluar kamar untuk menuju kamar Ayahnya yang ada tepat didepan kamarnya.
Sesampainya didepan kamar Ayahnya ia berusaha mengetuk pintu namun rasa takut mengajaknya untuk tidak mengetuk pintu itu,tapi ia berusaha melawan rasa takut yang menggelutinya.

“tok…tok…tok…assalamualaikum Yah…Ayah…”panggil Fendy dari luar.

“Masuk,ada perlu apa Fen?” Tanya Ayahnya sambil merebahkan tubuhnya diatas kasur.

“Begini yah, dulukan aku pernah bilang kalau setelah lulus SMP nanti aku akan melanjutkan di Jakarta bagaimana menurut Ayah?.”
Ayah Fendy bangun lalu duduk di sebelah Fendy.

“Fendy….Fendy dulukan Ayah sudah pernah bilang, di Jakarta itu pergaulannya sangat bebas Ayah takut kalau kamu terjerumus dalam kemaksiatan itu.Ayah tidak mau kejadian yang menimpa Om-mujuga menimpamu lagi pula kalau kamu pergi siapa yang akan menghibur Ayah saat sedih dan siapa yang akan merawat Ayah saat Ayah sakit”Kata Ayah Fendy sambil mengusap air mata yang tidak sengaja membasahi pipinya.

“Kan masih ada Dony yang akan menghibur dan merawat Ayah,Insya Allah aku akan menjaga diri agar tidak terjerumus kedalam jurang yang menyesatkan seperti Om Joni”kata Fendy berusaha meyakinkan Ayahnya Agar mengizinkannyapergi ke Jakarta, namun apapun yang ia katakana tetap saja Ayahnya tidak percaya.

“Sekali tidak ya tidak!!!!”Ayah Fendy mulai menampakkan amarahnya

“Tapi yah”Fendy mencoba mencegah Ayahnya pergi namun tak kuasa.
Sambil berjalan ke arah Ruang tamu ayah Fendy menjawab
“nggak ada tapi-tapian pokoknya kamu harus nurut sama Ayah titik!!!!”

*****

Keesokan harinya Fendy berangkat sekolah lebih Awal karena hari ini merupakan hari akan disampaikannya pengumuman kelulusan dan merupakan hari terakhir bagi siswa-siswi SMP N 1 Semarang bersama.

Setelah menerima pengumuman siswa-siswi SMP N 1 Semarang merasa senang karena mereka lulus 100%.

Setelah menerima pengumuman, Fendy langsung pulang kerumah dan langsung menuju kamarnya untuk menyiapkan barang-barang yang akan dibawanya ke Jakarta,selesai berkemas-kemas fendy langsung keluar rumah untuk pergi ke Jakarta.Kebetulan Ayahnya belum pulang dari kantor,jadi tidak ada yang menghalanginya untuk pergi.


Sepulang dari kantor Ayah Fendy langsung menuju kamar dan merebahkan tubuhnya diatas kasur yang empuk untuk melampiaskan rasa lelahnya pada bantal dan guling yang ada diatas kasur itu.
Belum sepat nyenyak tiba-tiba terdengar suara yang memanggilnya dan suara itu sudah tidak asing lagi ditelinganya yang tak lain adalah suara Dony keponakannya sendiri.

Dengan nafas ter-engah-engah seperti habis di kejar-kejar syaitan Dony berusaha memanggil pakdenya yang tak lain adalah Ayah Fendy.

“Pakde.…pakde..buka-in pintunya om cepat ini penting”
Ayah Fendy pun beranjak bangun dari tidurnya dan melangkahkan kakinya agak cepatmenuju pintu depan dimana suara Dony tadi terdengar.

“Ya sebentar pakde bukakan pintunya”Sambil membukakan pintunya.

“Ada apa Don kok seperti habis di kejar-kejar syaitan begini,ayo masuk ngomong didalam saja”
Mereka berdua pun masuk dan duduk diatas kursi yang empuk menyenangkan

Dengan nafas masih terengah-engah Dony berusaha menceritakan apa yang telah dilihatnya barusan.

“begini pakde…..”belum sempat meneruskan ceritanya

“Tenang dulu…Tenang dulu atur nafas baik-baik,baru… cerita”

“ok..ok…”menarik nafas panjang

“Begini pakde tadi secara tidak sengaja saya melihat kak Fendy pergi dengan membawa tas besar sepertinya ia akan pergi jauh”

“Apa!! Fendy pergi? Sejak kapan dia menjadi anak kuarang ajar,dia anggap apa aku ini”dengan melampiaskan amarahnya pada asbak kaca yang ada diatas meja.

“tenang pakde..tenang” kata Dony mencoba menenangkan pakdenya,
Tapi pakdenya tidak menggubrisnya.

“Hah diam kamu!!!!!”kata Ayah Fendy sambil berjalan menuju kamar Fendy dengan diikuti oleh keponakannya.
Sesampainya di kamar Fendy.

“Hah dasar anak tak tau diri!!”Ayah Fendy pun marah –marah sambil mengubrak-ngabrik kamar Fendy,tiba-tiba secara tidak sengaja Ayah Fendy menemukan secarik kertas yang ada diatas meja belajar Fendy, sepertinya itu surat yang ditulis oleh Fendy sebelum ia pergi dan surat itu ia tujukan untuk ayahnya.
Ayah Fendy pun mengambilnya dan membacanya sampai selesai.

Untuk ayahku tercinta

Maafkan Fendy ya yah karena Fendy tidak menuruti kata-kata ayah dan Fendy juga sudah pergi tanpa seizin ayah.Fendy terpaksa melakukan ini semua karena Fendy sayang sama ayah dan Fendy ingin membahagiakan ayah.Sekali lagi maafkan Fendy ya yah??? Walaupun Fendy jauh dari ayah tapi Fendy akan terus berusaha menjaga amanat yang ayah berikan pada Fendy sejak kecil.Fendy sayang banget sama Ayah.

Fendy

Setelah selesai membaca, entah mengapa Ayah Fendy tiba-tiba batukdan batuknya itu tidak seperti batuk biasa,Beliau batuk dengan sangat keras disertai dengan keluarnya darah,Dony pun terkejut melihat Omnya batuk disertai darah, dia bingung mau berbuat apa.

“pakde…kenapa pakde” Karena tak bisa berbuat apa-apa terpaksa ia pun memanggil tetangga untuk meminta pertolongan.
Dony pun datang kerumah tetangga terdekat.

“Pak tolong saya pak,tolongin pakde saya.”

“Ada apa dengan pakde adek.”

“Entah lah pak tadi tiba-tiba pakde saya batuk keras disertai dengan darah.”

“Baiklah-baiklah akan bapak tolong,Sekarang dimana pakde kamu berada.”

“Disana pak”Kata Dony sambil menunjuk kearah rumah Fendy.

“kalau gitu mari kita kesana.”

Dengan sedikit lari Dony dan orang yang dimintai tolong tadi menuju rumah Fendy.Sesampainya dirumah Fendy dony dan orang tadi membawa ayah Fendy ke rumah sakit terdekat yaitu rumah sakit Kartini yang ada di Jalan Adi Sucipto.Sesampainya dirumah sakit Ayah Fendy di bawa ke ruang UGD.

Bersamaan dengan kejadian itu, Fendy mengalami keapesan.Setelah turun dari bis tiba-tiba tasnya dijambret oleh preman tak dikenal. Fendy sudah berusaha meminta tolong, tapi tak seorang pun yang mau menolonnya akhirnya Fendy pun pasrah.Untung saja uang,hp,dan surat-surat berharganya ia letakkan di saku celananya.

Baru saja ia akan berjalan untuk menuju bis selanjutnya tiba-tiba HP nya berbunyi.

“tulilit….tulilit….”Fendy terkejut dan langsung mengambil HP disaku celananya.Saat ia lihat ternyata dilayarnya tertuliskan nama Dony.
“Hallo…ada apa don .”

“kakak..kakak sekarang dimana???”

“ada apa sih kamu kok seperti orang ketakutan saja.”

“Kakak sekarang juga bisa ke sini nggak?”

“kemana?”

“Ke rumah sakit Kartini di Jalan Adi Socipto,Semarang.”

“Memangnya siapa yang sakit?”

“Ayah kakak, beliau sekarang dirawat di ruang UGD,dan keadaannya sangat kritis”

“Apa!! Ayah ! Ok kakak akan segera kesana”

“Cepat ya kak”

“ok…ok Assalamualaikum”Kata Fandy menutup pembicaraannyadengan Dony.
Dengan tergesa-gesa Fendy langsung mencari bis jurusan Semarang.Setelah ia dapatkan,kebetulan bis itu sudah penuh jadi,setelah ia naik Bis pun langsung berjalan.Sepanjang perjalanan ia merasa panic dengan keadaan ayahnyadi rumah sakit.

Sedangkan dony yang sedang berada di rumah sakit pun tak kalah paniknya dengan Fendy.Ia mondar-mandir kesana kemari di depan ruang UGD menunggu dokter keluar tak lama kemudian dokter pun keluar dari ruangperawatan Donypun menghentikan langkahnya dan menuju pada dokter untuk menanyakan keadaan Ayah Fendy

“Dok…dok..”Belum sempat ia bertanya tiba- tibaada yang memanggilnya yang tak lain adalah mama Dony(adik dari ayah Fendy)
“Dony… bagaimana keadaan pakdemu? Baik-baik saja kan?”

“Mama, dari mana mama tahu kalau pakde ada di sini”

“Kamu nggak perlu tahu mama tahu dari mana yang penting sekarang bagaimana keadaan pakdemu?”

“Dony juga belum tahu ma, baru saja Dony mau Tanya sama Dokter.”

“ya sudah kalau gitu biar mama saja yang Tanya sama dokter kamu tunggu saja disini”kata mama Dony sambil menunjukkan sebuah kursi yang ada di depan ruang Dokter.Mama Dony pun masuk keruang dokter untuk menanyakan keadaan kakaknya.

“Assalamualaikum dok”sambil membuka pintu.

“waalaikumsalam silakan duduk bu?” kata dokter sambil menunjukkan kursi yang ada di depannya.

“apakah benar ibu saudaranya Pak Tio”

“Benar dok saya adiknya, bagaimana keadan kakak saya dok”

“Maafkan kami bu kami sudah berusaha semampunya, tapi….” Belum sempat dokter meneruskan perkataannyaibu Dony punlangsung mengelak Tangisnya pun langsung meledak.

“Gimana dok kakak saya baik-baik saja kan dok” berdiri menghampiri dokter.

“maafkan kami bu mungkinini memang sudah kehendak yang maha kuasa”

“maksud dokter”

“nyawa pak tio sudah tidak bisa diselamatkan itu artinya pak Tio sudah meninggal”

“apa dok!!dokter pasti bohong ,yak an dok dokter bohong kan?”

“Tidak bu saya serius”

“tidak….tidak mungkin”karena sangat terkejutnya akhirnya ibu Dony pun pingsan.

“bu…bu… sadar bu” kata dokter.
Mendengar suara dokter yang memanggil -manggil nama ibu akhirnya Dony pun masuk keruangan itu,melihat ibunya terbaring dikasur Dony pun langsung merangkulnya tak lama kemudian ibunya siuman.
Bersamaan dengan itu Fendy datang , melihat di luar Ruang UGD tidak ada orang akhirnya Fendy pun memutuskan untuk ke ruangan dokter.Dan kebetulan disana Fendy melihat Dony dan ibunya disana.

“Tante Dony gimana keadanan ayah.”

“kamu terlambat Fan,ayahmu sudah tidak ada”

“Apa!!!!bagaimana bisa begini?”
Dony pun berusaha menceritakannya pada Fendy.
Setelah menceritakan sebab –sebab meninggalnya ayah Fendy,Dony, Fendy, dan ibu dony pun bersepakat untuk menjenguk zenazah Ayah Fendy,kemudian mereka sepakat untuk segera menguburnya.

*****
Dengan meninggalnya ayah Fendy,Fendy pun sekarang tinggal bersama tantenya dan ia pun memutuskan untuk tidak ke Jakarta.Fendy pun mencoba mengikhlaskan kepergian ayahnya.




TAMAT

Rabu, 17 Maret 2010

SEMUA KARENA KAMU (SIKLUS 2 REVISI)

Oleh Rulita Wahyuni

“Kring,....kring.....!” Suara itu membangunkanku dari tidur lelapku.
Aku beranjak bangun dari tempat tidurku. Kutengok jarum jam sudah menunjukkan angka 05.00. tidak biasanya aku bangun sepagi ini, berhubung hari ini jadwal piketku, jadi aku harus berangkat lebih pagi dari biasanya.
Aku langsung menyambar handukku yang warnanya pink dan lembut. Itu kugunakan untuk mandi. Setelah mandi aku ganti pakaian seragam sekolah dengan pakaian putih, rok abu-abu, dan ikat pinggang hitam. Setelah selesai aku langsung menuju ke meja makan. Di sana kulihat ibuku sedang menyiapkan sarapan pagi.
Selesai sarapan aku beranjak untuk berangkat ke sekolah. Kucium tangan ibuku dan beliau membalas dengan mencium keningku sebagai tanda sayang seorang ibu pada anaknya.
Sesampai di sekolah aku langsung menuju ke kelasku. Sesampai di depan kelas kulihat Pak Joko, tukang kebun sekolah sedang membuka pintu-pintu kelas. Aku pun masuk kelas . menaruh tas di tempat dudukku. Tak sengaja aku melihat di laci mejaku ada secarik surat dan seikat bunga. “Hmmm apa ini? Dari siapa ya?” tanyaku dalam hati.
Kubuka amplop itu. Benar ternyata sebuah surat.

Dear Sally

Maaf, karena aku sudah lancang memberikan surat ini. Aku ingin mengutarakan perasaan yang selama ini aku pedam sama kamu. Sebenarnya sejak awal aku ketemu dengan kamu aku merasa kalau kamu adalah bidadari yang sejak dulu kucari. Untuk itu, kamu mau kan jadi pacar aku? Terserah kamu, mau bilang ya atau tidak. Yang penting kamu sudah tahu isi hatiku sama kamu. Kuharap kamu tidak marah.

Dirly

“Dirly? Apaan sih gombal kali, huh!”
Kumasukkan lagi surat itu ke laci mejaku. Kuambil sapu untuk menyapu. Belum lama aku menyapu tiba-tiba ada yang datang.
“Assalamualaikum?” ucap seorang cowok keren yang bernama Dirly yang telah menembakku tadi pagi.
“Gimana Sall, kamu sudah baca suratnya?” tanya Dirly sambil tersenyum.
“Surat apa?” Tanyaku pura-pura tidak tahu.
“Jangan pura-pura tidak tahu deh. Aku tahu kok kamu sudah baca surat itu. OK lah kalau memang kamu belum bisa menjawab sekarang, aku tunggu, kok!”
Setelah bicara begitu, cowok keren itu langsung membalikkan badannya untuk pergi meninggalkan aku. Aku hanya bisa bengong melihatnya pergi.
Sebenarnya aku juga suka sama kamu Dirly, tapi aku takut.
“Hai,...!
Mau copot jantungku ketika tiba-tiba seorang cewek cantik, berambut panjang, berbody aduhai yang biasa dipanggil Cintia itu datang langsung mengagetkanku.
“Hei, mikirin apa kamu? Pagi-pagi begini sudah bengong,” tanya Cintia sambil memegangi bahuku.
Kulepas pegangan Cintia dari bahuku. Aku brejalan ke belakang untuk mengembalikan sapu. Kemudian aku kembali duduk di sebelah Cintia. Cintia adalah sahabatku jadi biasanya kalau ada masalah apa pun pasti aku ceritakan kepadanya. Dan biasanya dia pasti memberikan solusi yang baik padaku. Seperti pagi ini aku pun akan meminta pendapatnya.
“Cin, nih baca!” aku melempar surat yang tadi kutaruh di laci itu ke arah Cintia.
“Apaan nih?” kata Cintia sambil mengerutkan kening. Dibukanya sampul surat itu lalu dibaca sampai selesai.
“Dirly, jadi kamu ditembak Dirly! O, Jadi kamu bengong tadi mikirin dia, to?” tanya Cintia sambil memegangi kedua pipiku. Dia tertawa senang karena tebakannya tepat.
“Apa-apaan sih kamu. Lebay deh! Jadi, gimana nih menurut kamu?”
“Hah, aku. Kalau menurut aku sih terima saja. Dirly kan baik, keren lagi,” kata Cintia meyakinkanku.

* * *

Kebetulan sepulang sekolah aku bertemu dengan Dirly di jalan. Tapi aku terus berjalan pura-pura tidak tahu. Kemudian dia memanggil-manggil.
“Sall, Sally tunggu.”
Dirly berlari mendekatiku.
“Gimana Sall sudah punya jawaban?”
Tatapan Dirly membuat jantungku makin deg-degan. Dari wajahnya yang serius tampaknya dia sangat mengharapkan jawaban dariku. Namun, aku hanya terdiam sambil menundukkan kepala. Entah mengapa aku seperti tidak sanggup untuk berbicara di depannya. Akhirnya seprti ada tenaga yang memerintahkan aku menganggukkan kepala.

* * *
Cukup lama aku berpacaran dengannya. Aku pun merasakan kebahagiaan dan ketenangan selama dengannya. Namun, entah mengapa di balik kebahagiaan itu adalah sebuah kekecewaan.Kepercayaanku pada Dirly berubah 85%. Itu bermula pada saatAku sedang jalan-jalan dengan Adikku menikmati keindahan taman ASARIdi sore hari.Sedang asyik jalan-jalan ,secara tidak sengaja aku melihat seorang Cowok dan Cewek sedang asyik duduk berdua diatas batu.Awalnya Aku biasa-biasa saja tetapi setelah aku mendekati dan mengamati mereka ternyata aku mengenali Sesosok Cowok yang duduk dengan Cewek tadi. Dari segi potongan rambut dan baju yang dipakainya membuat aku mengenalinya.baju itu sepertinya baju yang aku belikan untuk Dirly di hari ulang tahunnya.Untuk lebih percaya aku lebih mendekati mereka,setelah betul-betul Aku amati ternyata benar dugaanku kalau Cowok tadi adalah Dirly.

“Dirly, kamu... kamu ..penghianat!.” setelah bicara begitu Aku menggondong Adik, Tak ku pedulikan Dirly meresponku atau tidak aku pun langsung berlari untuk pulang dengan membawa hati yang perih bagaikan tersayat sembilu.Sesampainya dirumah aku langsung menyerahkan adik pada Ibu kemudian Aku masuk kamar untuk melampiaskan kesedihanku pada bantal guling yang selalu setia menemaniku saat sedih maupun senang.

* * *
Setelah peristiwa itu, Paginya di sekolah aku mengajak Dirly untuk bertemu. Terjadilah perang antara kami berdua.
“Bagus, ya, ternyata cowok yang selama ini aku damba aku puja-puja ternyata seorang pengecut,” kataku sambil menunjuk wajahnya.
Muka Dirly memerah.
“Ngomong apaan sih kamu?”
“Pura-pura tidak tahu. Jangan pura-pura tidak tahu deh! Aku kemarin lihat kok kamu berduaan sama cewek cantik di taman. Kamu rela membatalkan acara kita demi cewek cantik yang nggak jelas itu! Dasar cowok pengecut!”
Aku membalikkan badan. Berlari menjauh darinya. Air mataku tiba-tiba mengalir tanpa bisa kucegah. Dirly mengejarku.
“Sally, tunggu! Kamu salah paham! Aku akan jelaskan soal yang kemarin,” katanya sambil terus membuntutiku.
Aku berbalik. Kami kembali berhadap-hadapan. Kutatap wajahnya.
“Alah jangan banyak alasan deh! Aku tahu kok, cewek cantik yang kemarin itu pasti pacar kamu kan?” kataku sambil berjalan menjauh.
“Bukan, bukan Sall. Makanya kamu tenang dulu deh. Coba berhenti dulu sebentar. Dengarkan penjelasanku dulu Sall,” ucapnya sambil menghadang langkahku.
“OK aku berhenti, tapi jangan harap aku mau dengerin penjelasan kamu. Karena memang tidak ada lagi yang perlu dijelaskan.”
“Lalu kamu mau kan memaafkan aku?”
“Jangan harap ya maaf dariku. Aku mau hari ini, detik ini kita putus. Dan anggap saja hubungan kita selama ini hanyalah sebuah permainan.
“Tapi Sall...” kata Dirly sambil berusaha memegang tanganku.
“Alah...”
Aku tangkis tangannya. Aku berlari meninggalkan dia yang kini berdiri termangu.

* * *
Sejak putus dengan Dirly aku selalu merenung. Yang dulunya aku adalah cewek yang centil sekarang menjadi pendiam. Antara aku dan Dirly sekarang tidak pernah bertemu. Kalaupun bertemu kami akan saling menghindar dan tidak pernah saling sapa satu sama lain.
Hari-hariku sekarang diisi dengan canda dan tawa dengan Cintia yang selalu menghiburku. Memang Cintia adalah sahabatku yang paling setia. Dia sangat pengertian padaku. Apa pun yang aku rasakan pasti dia tahu.

* * *
Sejak saat itulah Aku bisa melupakan Dirly walaupun hanya sedikit. Dan aku pun mulai tidak tertarik pada Cowok yang terlihat baik dari tampangnya saja.

Jumat, 12 Maret 2010

SEMUA KARENA KAMU

Oleh Rulita Wahyuni

“Kring,....kring.....!” Suara itu membangunkanku dari tidur lelapku.
Aku beranjak bangun dari tempat tidurku. Kutengok jarum jam sudah menunjukkan angka 05.00. tidak biasanya aku bangun sepagi ini, berhubung hari ini jadwal piketku, jadi aku harus berangkat lebih pagi dari biasanya.
Aku langsung menyambar handukku yang warnanya pink dan lembut. Itu kugunakan untuk mandi. Setelah mandi aku ganti pakaian seragam sekolah dengan pakaian putih, rok abu-abu, dan ikat pinggang hitam. Setelah selesai aku langsung menuju ke meja makan. Di sana kulihat ibuku sedang menyiapkan sarapan pagi.
Selesai sarapan aku beranjak untuk berangkat ke sekolah. Kucium tangan ibuku dan beliau membalas dengan mencium keningku sebagai tanda sayang seorang ibu pada anaknya.
Sesampai di sekolah aku langsung menuju ke kelasku. Sesampai di depan kelas kulihat Pak Joko, tukang kebun sekolah sedang membuka pintu-pintu kelas. Aku pun masuk kelas . menaruh tas di tempat dudukku. Tak sengaja aku melihat di laci mejaku ada secarik surat dan seikat bunga. “Hmmm apa ini? Dari siapa ya?” tanyaku dalam hati.
Kubuka amplop itu. Benar ternyata sebuah surat.

Dear Sally

Maaf, karena aku sudah lancang memberikan surat ini. Aku ingin mengutarakan perasaan yang selama ini aku pedam sama kamu. Sebenarnya sejak awal aku ketemu dengan kamu aku merasa kalau kamu adalah bidadari yang sejak dulu kucari. Untuk itu, kamu mau kan jadi pacar aku? Terserah kamu, mau bilang ya atau tidak. Yang penting kamu sudah tahu isi hatiku sama kamu. Kuharap kamu tidak marah.

Dirly

“Dirly? Apaan sih gombal kali, huh!”
Kumasukkan lagi surat itu ke laci mejaku. Kuambil sapu untuk menyapu. Belum lama aku menyapu tiba-tiba ada yang datang.
“Assalamualaikum?” ucap seorang cowok keren yang bernama Dirly yang telah menembakku tadi pagi.
“Gimana Sall, kamu sudah baca suratnya?” tanya Dirly sambil tersenyum.
“Surat apa?” yanyaku pura-pura tidak tahu.
“Jangan pura-pura tidak tahu deh. Aku tahu kok kamu sudah baca surat itu. OK lah kalau memang belum bisa menjawab sekarang, aku tunggu, kok!”
Setelah bicara begitu, cowok keren itu langsung membalikkan badannya untuk pergi meninggalkan aku. Aku hanya bisa bengong melihatnya pergi.
Sebenarnya aku juga suka sama kamu Dirly, tapi aku takut.
“Hai,...!
Mau copot jantungku ketika tiba-tiba seorang cewek canting, berambut panjang, berbody aduhai yang biasa dipanggil Cintia itu datang langsung mengagetkanku.
“Hei, mikirin apa kamu? Pagi-pagi begini sudah bengong,” tanya Cintia sambil memegangi bahuku.
Kulepas pegangan Cintia dari bahuku. Aku brejalan ke belakang untuk mengembalikan sapu. Kemudian aku kembali duduk di sebelah Cintia. Cintia adalah sahabatku jadi biasanya kalau ada masalah apa pun pasti aku ceritakan kepadanya. Dan biasanya dia pasti memberikan solusi yang baik padaku. Seperti pagi ini aku pun akan meminta pendapatnya.
“Cin, nih baca!” aku melempar surat yang tadi kutaruh di laci itu ke arah Cintia.
“Apaan nih?” kata Cintia sambil mengerutkan kening. Dibukanya sampul surat itu lalu dibaca sampai selesai.
“Dirly, jadi kamu ditembak Dirly! O, Jadi kamu bengong tadi mikirin dia, to?” tanya Cintia sambil memegangi kedua pipiku. Dia tertawa senang karena tebakannya tepat.
“Apa-apaan sih kamu. Lebay deh! Jadi, gimana nih menurut kamu?”
“Hah, aku. Kalau menurut aku sih terima saja. Dirly kan baik, keren lagi,” kata Cintia meyakinkanku.

* * *

Kebetulan sepulang sekolah aku bertemu dengan Dirly di jalan. Tapi aku terus berjalan pura-pura tidak tahu. Kemudian dia memanggil-manggil.
“Sall, Sally tunggu.”
Dirly berlari mendekatiku.
“Gimana Sall sudah punya jawaban?”
Tatapan Dirly membuat jantungku makin deg-degan. Dari wajahnya yang serius tampaknya dia sangat mengharapkan jawaban dariku. Namun, aku hanya terdiam sambil menundukkan kepala. Entah mengapa aku seperti tidak sanggup untuk berbicara di depannya. Akhirnya seprti ada tenaga yang memerintahkan aku menganggukkan kepala.

* * *
Cukup lama aku berpacaran dengannya. Aku pun merasakan kebahagiaan dan ketenangan selama dengannya. Namun, entah mengapa di balik kebahagiaan itu adalah sebuah kekecewaan.Kepercayaanku pada Dirly berubah 85%. Itu bermula pada saatAku sedang jalan-jalan dengan Adikku menikmati keindahan taman ASARIdi sore hari.Sedang asyik jalan-jalan ,secara tidak sengaja aku melihat seorang Cowok dan Cewek sedang asyik duduk berdua diatas batu.Awalnya Aku biasa-biasa saja tetapi setelah aku mendekati dan mengamati mereka ternyata aku mengenali Sesosok Cowok yang duduk dengan Cewek tadi. Dari segi potongan rambut dan baju yang dipakainya membuat aku mengenalinya.baju itu sepertinya baju yang aku belikan untuk Dirly di hari ulang tahunnya.Untuk lebih percaya aku lebih mendekati mereka,setelah betul-betul Aku amati ternyata benar dugaanku kalau Cowok tadi adalah Dirly.

“Dirly, kamu... kamu ..penghianat!.” setelah bicara begitu Aku menggondong Adik, Tak ku pedulikan Dirly meresponku atau tidak aku pun langsung berlari untuk pulang dengan membawa hati yang perih bagaikan tersayat sembilu.Sesampainya dirumah aku langsung menyerahkan adik pada Ibu kemudian Aku masuk kamar untuk melampiaskan kesedihanku pada bantal guling yang selalu setia menemaniku saat sedih maupun senang.

* * *
Setelah peristiwa itu, Paginya di sekolah aku mengajak Dirly untuk bertemu. Terjadilah perang antara kami berdua.
“Bagus, ya, ternyata cowok yang selama ini aku damba aku puja-puja ternyata seorang pengecut,” kataku sambil menunjuk wajahnya.
Muka Dirly memerah.
“Ngomong apaan sih kamu?”
“Pura-pura tidak tahu. Jangan pura-pura tidak tahu deh! Aku kemarin lihat kok kamu berduaan sama cewek cantik di taman. Kamu rela membatalkan acara kita demi cewek cantik yang nggak jelas itu! Dasar cowok pengecut!”
Aku membalikkan badan. Berlari menjauh darinya. Air mataku tiba-tiba mengalir tanpa bisa kucegah. Dirly mengejarku.
“Sally, tunggu! Kamu salah paham! Aku akan jelaskan soal yang kemarin,” katanya sambil terus membuntutiku.
Aku berbalik. Kami kembali berhadap-hadapan. Kutatap wajahnya.
“Alah jangan banyak alasan deh! Aku tahu kok, cewek cantik yang kemarin itu pasti pacar kamu kan?” kataku sambil berjalan menjauh.
“Bukan, bukan Sall. Makanya kamu tenang dulu deh. Coba berhenti dulu sebentar. Dengarkan penjelasanku dulu Sall,” ucapnya sambil menghadang langkahku.
“OK aku berhenti, tapi jangan harap aku mau dengerin penjelasan kamu. Karena memang tidak ada lagi yang perlu dijelaskan.”
“Lalu kamu mau kan memaafkan aku?”
“Jangan harap ya maaf dariku. Aku mau hari ini, detik ini kita putus. Dan anggap saja hubungan kita selama ini hanyalah sebuah permainan.
“Tapi Sall...” kata Dirly sambil berusaha memegang tanganku.
“Alah...”
Aku tangkis tangannya. Aku berlari meninggalkan dia yang kini berdiri termangu.

* * *
Sejak putus dengan Dirly aku selalu merenung. Yang dulunya aku adalah cewek yang centil sekarang menjadi pendiam. Antara aku dan Dirly sekarang tidak pernah bertemu. Kalaupun bertemu kami akan saling menghindar dan tidak pernah saling sapa satu sama lain.
Hari-hariku sekarang diisi dengan canda dan tawa dengan Cintia yang selalu menghiburku. Memang Cintia adalah sahabatku yang paling setia. Dia sangat pengertian padaku. Apa pun yang aku rasakan pasti dia tahu.

* * *
Sejak saat itulah Aku bisa melupakan Dirly walaupun hanya sedikit. Dan aku pun mulai tidak tertarik pada Cowok yang terlihat baik dari tampangnya saja

Jumat, 26 Februari 2010

JAMBU AIR(REVISI)

JAMBU AIR (revisi)
Cerpen oleh RulitaWahyuni 9A


Hari ini adalah hari jumat,aku seneng sekali biasalah, kalau hari jumat kan pulangnya pagi. ya kira-kira jam 10.00 lah.

Seperti biasa, sepulang sekolah aku langsung pulang ke rumah. Karena aku tidak boleh mampir-mampir oleh ibuku.Lagi pula mau mampir kemana, lawong pinggir jalan saja tidak ada rumah adanya cuma kebun.

Biasanya aku pulang sekolah jalan kaki bareng sama teman-teman.Meskipun rumah kami jauh dari sekolah tapi,kami terus jalan kaki ya, Itung-itung buat olahraga lah…………... Tapi maklumlah,namanya saja daerah pegunungan ya jalan kakilah masak mau naik sepeda nanti bisa-bisa masuk Rumah sakit deh.

Memang biasanya setiap pulang dari sekolah kami selalalu jalan kaki. Tetapi, hari ini tidak,karena pada saat kami jalan kaki bersama tiba-tiba, “piph…piph…”suara bel mobil terdengar masih dibelakang kami.

Mendengar suara itu kami berhenti untuk menunggu mobil itu.Setelah sampai salah seorang dari kamipun berkata”Pak numpang pak”kemudian Sopirnya menjawab
”Ayo…ayo.cepat naik semua”kamipun naik bersama.

Mobil itu berhenti tidak jauh dari rumahku.
Aku sampai dirumah tepat pukul 10.30,
”assalamu’alaikum”ucapkupada saat masuk rumah.
”wa’alaikum salam..duh anakku sudah pulang”jawab ibuku terdengar suaranyadari dalam.
Aku langsung masuk kekamar untuk ganti pakaian kulihat ibuku sedang berdandan.
”Mau kemana toh bu kok dandannya rapi banget?”tanyaku sambil mengganti pakaian sekolah dengan pakaian sehari-hari.
”Mau kerumahnya Ulfa”.
”la memangnya ada apa toh bu?”tanyaku lagi
”itu loh ibunya ulfa melahirkan tadi malam”
“iya toh bu?berarti ulfa punya adek?”Tak menyangka ternyataulfa punya adek juga.

“Wah kalau gitu aku ikut ya bu?”aku mengharap agar ibu membolehkanku untuk ikut.
”untuk apa ikut,dirumah saja!”tegas ibuku.
”sekali…saja,ya bu?”
.”Ya sudah sana makan dulu!”
”ya gitu dong,terima kasih ya bu,ibu memang ibuku yang puuuaaaaliii…ng baik deh”. Pujiku pada ibuku.
Selesai makan,aku dan ibuku meluncur kerumah izah,karena ibu kami sudah janjian untuk berangkat bersama-sama.Kami berangkat kesana ber-6 yaitu aku,ibuku,Izah beserta ibunya,dan Revajuga beserta ibunya.

Sesampainya dirumah Ulfa kami tidak langsung menuju kekamar bayi tetapi, kami menuju kebelakang terlebih dahulu untuk mengatungkan kaki ke PAWON sebanyak 3x katanya agar setan yang terbawa kita tadi hilang dan tidak mengganggu kenyamanan bayi itu.setelah itu kami langsung menuju kamar dimana bayi itu berada.

Setelah Cukup lama kami disana,kamipun berpamitan untuk pulang,saat di perjalanan izah merasa haus.
Terpaksa kamipun berhenti dan akhirnya kami ditinggal oleh ibu-ibu kami.pada saat berhenti, tiba-tiba aku melihat pohon jambu yang berbuah dan setelah kuamati ternyata buahnya ada 3 dan kebetulan kamipun ber-3.
”Hey…hey lihat deh ada pohon jambutuh, kebetulan buahnya ada 3”kataku memberi tahu Reva dan Izah.
”mana-mana aku mau nih kebetulan aku lagi haus”kata Izah dengan wajah sangat gembira.
”iya nih aku juga haus”sambung reva.
”ya sudah kalau gitu yo kita panjat”ajakku kemudian.

Kami menghampiri pohon itu untuk memanjatnya,kami naik satu per satu, sesampainya diatas kami sedang asyik untuk mengambil jambu itu masing-masing.
Pada saat menggayuh-gayuh kulihat Reva berada dipampang yang kecil akupun menegurnya, karena aku takut nanti kalau dia jatuh .setelah Reva pindah dari pampang yang kecil tadi,secara tidak sengaja aku malah pindah dari pampang yang kunaiki tadi kepampang yang dinaiki Revawaktu aku tegur.Karena saking asyiknya tak terasa bahwa pampang yang kunaiki tadi patah tiba-tiba “krek…krek…a…a..a” terpaksa akupun terjatuh dari pohon jambu itu.sewaktu jatuh takterasa ternyata aku sudah berada dibawah pohon jambu itu.

Untungnya ada orang yang sedang dikebun mendengar jeritanku. Diapun berlari untuk menolongku,dan membopongku Reva dan Izah kaget melihatku ternyata sudah berada dibawah,akhirnya merekapun turun.

Setelah siuman,aku melihat seorang bapak sedang bercakap-cakap dengan Reva dan Izah.”Reva,Izah”panggilku”eh yuni kamu sudah siuman” kata Izah.akupun berdiri menghampiri Reva,Izah,dan Bapak itu.kami dinasehati oleh Bapak itu”nak kalian ini perempuan mainlah yang sewajarnya untuk perempuan jangan naik-naik pohon karena itu berbahaya untuk kalian,lain kali jangan ya?”” ya pak” jawab kami serempak.Kemudian Bapak tadi pulang dahulu meninggalkan kami ber-3.Setelah bapak itu pergi kami melihat pohon jambu tadi dan anehnya jambu yang awalnya tadi ada 3ternyata hilang entah kemana karena takut kami ber-3 berlari untuk pulang.kamisepakat kalau peristiwa ini kami sebut dengan Misteri Jambu Air