Jumat, 12 Maret 2010

SEMUA KARENA KAMU

Oleh Rulita Wahyuni

“Kring,....kring.....!” Suara itu membangunkanku dari tidur lelapku.
Aku beranjak bangun dari tempat tidurku. Kutengok jarum jam sudah menunjukkan angka 05.00. tidak biasanya aku bangun sepagi ini, berhubung hari ini jadwal piketku, jadi aku harus berangkat lebih pagi dari biasanya.
Aku langsung menyambar handukku yang warnanya pink dan lembut. Itu kugunakan untuk mandi. Setelah mandi aku ganti pakaian seragam sekolah dengan pakaian putih, rok abu-abu, dan ikat pinggang hitam. Setelah selesai aku langsung menuju ke meja makan. Di sana kulihat ibuku sedang menyiapkan sarapan pagi.
Selesai sarapan aku beranjak untuk berangkat ke sekolah. Kucium tangan ibuku dan beliau membalas dengan mencium keningku sebagai tanda sayang seorang ibu pada anaknya.
Sesampai di sekolah aku langsung menuju ke kelasku. Sesampai di depan kelas kulihat Pak Joko, tukang kebun sekolah sedang membuka pintu-pintu kelas. Aku pun masuk kelas . menaruh tas di tempat dudukku. Tak sengaja aku melihat di laci mejaku ada secarik surat dan seikat bunga. “Hmmm apa ini? Dari siapa ya?” tanyaku dalam hati.
Kubuka amplop itu. Benar ternyata sebuah surat.

Dear Sally

Maaf, karena aku sudah lancang memberikan surat ini. Aku ingin mengutarakan perasaan yang selama ini aku pedam sama kamu. Sebenarnya sejak awal aku ketemu dengan kamu aku merasa kalau kamu adalah bidadari yang sejak dulu kucari. Untuk itu, kamu mau kan jadi pacar aku? Terserah kamu, mau bilang ya atau tidak. Yang penting kamu sudah tahu isi hatiku sama kamu. Kuharap kamu tidak marah.

Dirly

“Dirly? Apaan sih gombal kali, huh!”
Kumasukkan lagi surat itu ke laci mejaku. Kuambil sapu untuk menyapu. Belum lama aku menyapu tiba-tiba ada yang datang.
“Assalamualaikum?” ucap seorang cowok keren yang bernama Dirly yang telah menembakku tadi pagi.
“Gimana Sall, kamu sudah baca suratnya?” tanya Dirly sambil tersenyum.
“Surat apa?” yanyaku pura-pura tidak tahu.
“Jangan pura-pura tidak tahu deh. Aku tahu kok kamu sudah baca surat itu. OK lah kalau memang belum bisa menjawab sekarang, aku tunggu, kok!”
Setelah bicara begitu, cowok keren itu langsung membalikkan badannya untuk pergi meninggalkan aku. Aku hanya bisa bengong melihatnya pergi.
Sebenarnya aku juga suka sama kamu Dirly, tapi aku takut.
“Hai,...!
Mau copot jantungku ketika tiba-tiba seorang cewek canting, berambut panjang, berbody aduhai yang biasa dipanggil Cintia itu datang langsung mengagetkanku.
“Hei, mikirin apa kamu? Pagi-pagi begini sudah bengong,” tanya Cintia sambil memegangi bahuku.
Kulepas pegangan Cintia dari bahuku. Aku brejalan ke belakang untuk mengembalikan sapu. Kemudian aku kembali duduk di sebelah Cintia. Cintia adalah sahabatku jadi biasanya kalau ada masalah apa pun pasti aku ceritakan kepadanya. Dan biasanya dia pasti memberikan solusi yang baik padaku. Seperti pagi ini aku pun akan meminta pendapatnya.
“Cin, nih baca!” aku melempar surat yang tadi kutaruh di laci itu ke arah Cintia.
“Apaan nih?” kata Cintia sambil mengerutkan kening. Dibukanya sampul surat itu lalu dibaca sampai selesai.
“Dirly, jadi kamu ditembak Dirly! O, Jadi kamu bengong tadi mikirin dia, to?” tanya Cintia sambil memegangi kedua pipiku. Dia tertawa senang karena tebakannya tepat.
“Apa-apaan sih kamu. Lebay deh! Jadi, gimana nih menurut kamu?”
“Hah, aku. Kalau menurut aku sih terima saja. Dirly kan baik, keren lagi,” kata Cintia meyakinkanku.

* * *

Kebetulan sepulang sekolah aku bertemu dengan Dirly di jalan. Tapi aku terus berjalan pura-pura tidak tahu. Kemudian dia memanggil-manggil.
“Sall, Sally tunggu.”
Dirly berlari mendekatiku.
“Gimana Sall sudah punya jawaban?”
Tatapan Dirly membuat jantungku makin deg-degan. Dari wajahnya yang serius tampaknya dia sangat mengharapkan jawaban dariku. Namun, aku hanya terdiam sambil menundukkan kepala. Entah mengapa aku seperti tidak sanggup untuk berbicara di depannya. Akhirnya seprti ada tenaga yang memerintahkan aku menganggukkan kepala.

* * *
Cukup lama aku berpacaran dengannya. Aku pun merasakan kebahagiaan dan ketenangan selama dengannya. Namun, entah mengapa di balik kebahagiaan itu adalah sebuah kekecewaan.Kepercayaanku pada Dirly berubah 85%. Itu bermula pada saatAku sedang jalan-jalan dengan Adikku menikmati keindahan taman ASARIdi sore hari.Sedang asyik jalan-jalan ,secara tidak sengaja aku melihat seorang Cowok dan Cewek sedang asyik duduk berdua diatas batu.Awalnya Aku biasa-biasa saja tetapi setelah aku mendekati dan mengamati mereka ternyata aku mengenali Sesosok Cowok yang duduk dengan Cewek tadi. Dari segi potongan rambut dan baju yang dipakainya membuat aku mengenalinya.baju itu sepertinya baju yang aku belikan untuk Dirly di hari ulang tahunnya.Untuk lebih percaya aku lebih mendekati mereka,setelah betul-betul Aku amati ternyata benar dugaanku kalau Cowok tadi adalah Dirly.

“Dirly, kamu... kamu ..penghianat!.” setelah bicara begitu Aku menggondong Adik, Tak ku pedulikan Dirly meresponku atau tidak aku pun langsung berlari untuk pulang dengan membawa hati yang perih bagaikan tersayat sembilu.Sesampainya dirumah aku langsung menyerahkan adik pada Ibu kemudian Aku masuk kamar untuk melampiaskan kesedihanku pada bantal guling yang selalu setia menemaniku saat sedih maupun senang.

* * *
Setelah peristiwa itu, Paginya di sekolah aku mengajak Dirly untuk bertemu. Terjadilah perang antara kami berdua.
“Bagus, ya, ternyata cowok yang selama ini aku damba aku puja-puja ternyata seorang pengecut,” kataku sambil menunjuk wajahnya.
Muka Dirly memerah.
“Ngomong apaan sih kamu?”
“Pura-pura tidak tahu. Jangan pura-pura tidak tahu deh! Aku kemarin lihat kok kamu berduaan sama cewek cantik di taman. Kamu rela membatalkan acara kita demi cewek cantik yang nggak jelas itu! Dasar cowok pengecut!”
Aku membalikkan badan. Berlari menjauh darinya. Air mataku tiba-tiba mengalir tanpa bisa kucegah. Dirly mengejarku.
“Sally, tunggu! Kamu salah paham! Aku akan jelaskan soal yang kemarin,” katanya sambil terus membuntutiku.
Aku berbalik. Kami kembali berhadap-hadapan. Kutatap wajahnya.
“Alah jangan banyak alasan deh! Aku tahu kok, cewek cantik yang kemarin itu pasti pacar kamu kan?” kataku sambil berjalan menjauh.
“Bukan, bukan Sall. Makanya kamu tenang dulu deh. Coba berhenti dulu sebentar. Dengarkan penjelasanku dulu Sall,” ucapnya sambil menghadang langkahku.
“OK aku berhenti, tapi jangan harap aku mau dengerin penjelasan kamu. Karena memang tidak ada lagi yang perlu dijelaskan.”
“Lalu kamu mau kan memaafkan aku?”
“Jangan harap ya maaf dariku. Aku mau hari ini, detik ini kita putus. Dan anggap saja hubungan kita selama ini hanyalah sebuah permainan.
“Tapi Sall...” kata Dirly sambil berusaha memegang tanganku.
“Alah...”
Aku tangkis tangannya. Aku berlari meninggalkan dia yang kini berdiri termangu.

* * *
Sejak putus dengan Dirly aku selalu merenung. Yang dulunya aku adalah cewek yang centil sekarang menjadi pendiam. Antara aku dan Dirly sekarang tidak pernah bertemu. Kalaupun bertemu kami akan saling menghindar dan tidak pernah saling sapa satu sama lain.
Hari-hariku sekarang diisi dengan canda dan tawa dengan Cintia yang selalu menghiburku. Memang Cintia adalah sahabatku yang paling setia. Dia sangat pengertian padaku. Apa pun yang aku rasakan pasti dia tahu.

* * *
Sejak saat itulah Aku bisa melupakan Dirly walaupun hanya sedikit. Dan aku pun mulai tidak tertarik pada Cowok yang terlihat baik dari tampangnya saja

5 komentar:

  1. Isinya sudah bagus, tapi penulisan tanda baca dan pemakaian huruf kapital perlu diperhatikan.

    BalasHapus
  2. cerpennya cukup bagus tetapi banyak sekali kesalahan dalam menulis ejaan dan tanda baca, pelukisan watak tokoh kurang tajam,permainan alur kurang menarik kurang ada ketegangan dan kejutan serta pembayangan yang akan terjadi. saya memberikan nilai 70.

    BalasHapus
  3. cerpenya udah bagus,tapi konfliknya kurang,tolong ditambah lagi konfliknya ...(nilai 69+1)

    BalasHapus
  4. ceritanya cukup menarik tapi konfliknya perlu di kmbangkan lagi dan alurnya sedikit kurang jelas so perlu di perbaaiki lagi dalam penulisannya...!?oke

    BalasHapus
  5. cerpennya bagoez.tapi cerpennya terlalu pendek and konfliknya kurang.ok.
    Sry aku cuma bisa kasih nilai 72.

    BalasHapus